Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Budidaya Belut Usaha Nasional Bertaraf Internasional

Indonesia kaya akan flora dan fauna, baik sebagai kekayaan alam saja, sebagai hiasan, atau untuk dikonsumsi. Mengenai fauna tersebut terdapat salah satu binatang air yaitu belut. Budidaya belut intensif belum banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia, padahal jika mau melihat peluang, sangatlah besar. 
Kebutuhan belut di pasaran sangat tinggi, biasanya banyak permintaan dari restaurant dan usaha makanan ringan, karena belut biasa diolah menjadi berbagai masakan seperti sambal goreng, sambal uleg, oseng, dan keripik. Banyak sekali oleh-oleh khas tempat wisata yaitu berupa kripik belut.
Terutama di Yogyakarta, karena Yogyakarta merupakan sentra budidaya belut di Indonesia. Selain itu, sentra budidaya belut juga ada di Malang dan Indramayu. Budidaya belut Jateng saat ini juga sedang diusahakan, karena banyaknya tempat yang cocok di jawa tengah untuk tempat hidup belut. 


Bahwa belut dapat tinggal di lumpur atau dibudidayakan menggunakan bubu. Jika hanya mengandalkan hasil secara alamiah, maka sewaktu-waktu dapat sangat sulit menemukan belut. Oleh sebab itu, membudidayakannya dapat menjadi usaha yang sangat menguntungkan.
Harga belut dipasaran juga berkisar antara 30.000- 35.000 untuk setiap kilogramnya. Kemudian untuk ukuran belut yang kecil-kecil bisa muat antara 5-7 belut, tetapi jika ukuran super satu kilonya bisa muat hanya 3 belut. Ukuran belut yang besar ini akan menjadi keunikan tersendiri jika dimasak atau dibuat makanan ringan, karena jika tumbuh di alam biasanya belut kecil-kecil. Budidaya belut IPB mempunyai cara yang efektif agar belut dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, dapat dipanen dengan tepat waktu dengan hasil yang memuaskan.

Budidaya Belut yang Ramah Lingkungan

Membudidayakan belut tentu saja harus ramah lingkungan, karena meskipun kita mengusahakan tempat hidup belut dan merekayasanya menjadi seolah-olah seperti alami, tetapi kita tetap harus ramah terhadap kehidupan belut itu sendiri. 
Jika Anda menjadi pengusaha belut, maka pasaran Anda tidak hanya ada di Indonesia saja, tetapi Anda dapat mengekspor ke berbagai negara. Kebutuhan belut paling besar abadi Jepang, kemudian Hongkong, Cina dan Malaysia. Negara lain yang juga mempunyai kebutuhan akan belut sebagai salah satu kulinernya adalah Korea, Taiwan dan Singapura.
Budidaya belut Jakarta atau di daerah-daerah lain akan lebih baik jika tidak terkena sinar matahari secara langsung. Kalaupun di atasnya langsung terkena sinar matahari, maka buatlah peneduh. Untuk kolamnya sendiri, bisa dibuat di atas tanah atau digali terlebih dahulu. Idealnya ada beberapa tahap pembudidayaan, diantaranya yaitu untuk induk, pemijahan, dan pembesaran. 
Adapun lapisan lumpur yang diperlukan jika Anda menggunakan kolam lumpur adalah pupuk kandang, lumpur, pupuk kompos, jerami dan air. Setelah semua media ini dicampurkan, maka didiamkan selama dua minggu agar terjadi fermentasi sebelum ditaburkan benih belut.



Untuk memilih belut, sebaiknya memilih yang bagus dan tidak ada cacat. Hal ini dapat diketahui dengan melihat bentuk fisik atau tubuh belut tersebut. Induk yang berkualitas akan memungkinkan untuk mendapatkan benih yang berkualitas juga. Benih jantan yang ideal usianya lebih dari 10 bulan, sedangkan benih betina idealnya adalah umur sebelum 9 bulan. Tempatkan benih jantan dan betina pada kolam induk agar menghasilkan benih-benih yang nantinya siap untuk dipijah. 
Untuk mendapatkan benih belut, biasanya antara belut jantan dan betina dalam masa kawin maksimal 5 bulan. Lalu setelah bertelur, dalam kurun waktu 2 minggu sudah bisa menetas. Budidaya belut jambi bisa menjadi awal usaha budidaya belut yang ada di Sumatra, dilanjutkan dengan daerah-daerah lain di pelosok Indonesia.