Budidaya Belut Lumpur di Madiun
Madiun terkenal dengan makanan khasnya berupa brem, makanan yang terbuat
dari tape dan terasa dingin ketika digigit. Ternyata kota ini memiliki usaha budidaya
belut Madiun yang berkembang baik dan terkenal sampai ke daerah lain. Bibit
belut dan hasil panen belut Madiun banyak yang dijual ke luar daerah karena
kualitas belut memang sangat baik. Untuk harga 1kg bibit belut pada umumnya
dibandrol sekitar 45 ribu rupiah dengan isi 200 ekor. Untuk warga Madiun bisa
membeli bibit dengan berat minimal 1 kg sedangkan untuk wilayah luar kota
minimal pembelian 25 kg karena membutuhkan ongkos kirim.
Sebelumnya, warga cenderung lebih banyak membudidayakan ikan lele karena
mudah pembudidayaannya. Namun sekarang ini, banyak masyarakat yang beralih pada
budidaya belut karena sudah terlalu banyak orang yang membudidayakan lele
sedangkan permintaan pasar tidak begitu tinggi. Tingginya permintaan pasar akan
belut bahkan penawaran belut-belut mampu memenuhi permintaan pasar, sedang
ramai-ramainya budidaya belut Lumajang. Masih di wilayah Jawa Timur, Lumajang
pun turut membudidayakan belut, seperti kota Madiun. Semakin hari kebutuhan
akan belut semakin meningkat seiring tersadarnya masyarakat akan manfaat
mengonsumsi belut. Belut mengandung gizi yang tinggi untuk kebaikan otak dan
tubuh.
Budidaya belut tidaklah sulit, ada berbagai teknik untuk melakukannya. Satu
cara yang dilakukan sejak dulu adalah budidaya belut lumpur. Tidak ada
aturan spesifik mengenai cuaca, curah hujan untuk membudidayakan belut,
sederhana saja. Namun kendala utama adalah bibitnya, belum ada proses buatan
untuk membudidayakan benih belut di Indonesia. Semua masih bergantung pada
ketersediaan belut di alam. Baiklah, berikut ini adalah langkah-langkah
pembudidayaan belut:
- 1. Pembuatan kolam
Pembudidayaan belut bisa dilakukan di dataran rendah atau pun tinggi. Hal
terpenting adalah kolam yang disediakan memenuhi standar. Kolam untuk
pembudidayaan belut terbuat dari semen dibagian pinggirannya sedangkan bagian
bawah tetap tanah apa adanya dan jangan ditambal bagian samping atau
pinggirannya. Setelah kolam jadi, maka hal berikutnya yang harus Anda
perhatikan adalah kualitas air. Air untuk pembudidayaan belut haruslah bersih,
tidak begitu keruh dan tidak tercampur bahan kimia apapun, minyak dan
sebagainya.
- 2. Bahan dan alat yang dibutuhkan
Untuk membuat kolam tentu Anda membutuhkan alat. Gunakan cangkul atau
parang untuk menggali tanah yang akan digunakan sebagai kolam. Setelah bagian
pinggirnya disemen dan kolam jadi, masukkan tanah yang bertekstur lumpur,
biasanya tanah sawah yang masih mengandung unsur hara. Selanjutnya, berilah
lapisan berikutnya dengan jerami, pelapah pisang, bamboo dan yang terakhir
adalah pupuk kandang.
Setelah kolam benar-benar jadi, masukkan air hingga kolam terlihat seperti
di sawah, terutama tekstur lumpurnya. Hal yang harus Anda perhatikan sebelum
memasukkan air adalah memastikan bahwa belut tidak memiliki celah untuk lari
maka bagian bawah pinggiran harus rapat. Setelah itu, masukkan benih dan jika
benih sudah besar berilah makan belut dengan teratur.
Mudah bukan pembudidayaan belut? Kemudahan budidaya belut dan bisnis yang
menjanjikan ini membuat daerah lain tergiur untuk mencobanya. Tak lain budidaya
belut Magelang juga dilakukan untuk menunjang perekonomian. Banyak masyarakat
yang mengambil peluang ini. Tidak hanya orang desa yang notabene memang masih
mengandalkan peternakan dan pertanian untuk menopang hidup, orang kota pun
banyak yang membudidayakan belut karena keuntungannya yang fantastis.
Budidaya belut masih
akan merambah ke wilayah lain, baik di Jawa ataupun luar Jawa, seperti budidaya
belut Makassar. Kian hari semakin banyak orang yang membudidayakan belut
dan kebutuhan masyarakat luas akan belut semakin terpenuhi.